Senin, Maret 16, 2009

Nglakoni Al-Qur’an

Di RT-ku digiatkan lagi pengajian, belajar IQRO’… belajar mebaca Al-Qur’an dengan tajwid yang benar. Kebanyakan yang belajar tajwid adalah bapak-bapak yang sudah sepuh. Subhanallah, tanpa ada rasa malu atau gengsi mereka belajar kepada yang lebih muda, bahkan jauh lebih muda.
Menurut pengamatan saya bapak-bapak tersebut cuma tidak bisa membaca kitab suci Al-Qur’an dengan tajwid yang bagus TAPI para bapak-bapak tersebut dalam kehidupan sehari-harinya sudah menerapkan apa yang tertulis didalam Al-Qur’an….bermuamalah, bersilaturahim, saling tolong menolong, menjenguk bila ada yang sakit, memberi makan bila ada yang kelaparan, memberi minum bila ada yang kehausan…dll……dlsb…mereka sudah mengamalkan tanpa mereka sadari.
Saya jadi ingat sebuah hadist, ketika Aisyah RA ditanya mengenai akhlak Rosullullah, Aisyah RA menjawab bahwa akhlak rosul adalah Al-Qur’an….
Ya Allah, rahmatilah mereka….seharusnya dari bapak-bapak sepuh itulah kami belajar NGAJI AL-QUR’AN, nglakoni Al-Qur’an, menerapkan Al-Qur’an kedalam kehidupan sehari-hari, menjadikan Al-Qur’an akhlak didalam menjalani kehidupan.

Abu Danis, Malang, 16 Maret 2009 bengi, dewean, ojob & nak-kanak wis bubuk

1 komentar:

  1. Yoh Kang...
    Wes tuwo2 podho belajar moco ARAB yg notabene bukan asli bahasa ibu kita. Dah lumrah kalau pada belepotan, grothal-grathul. namun jika kita korelasikan dengan kehidupan sehari2, sebenarnya apa yg telah dilakukan oleh kebanyakan dari poro sepuh tadi semuanya sudah tertulis di dalam Kitab Suci tadi. Contoh sederhana sikap GOTONG~ROYONG di kampung2 adalah merupakan manivestasi daripada pelaksanaan HABLUM MINANNAS yang ASLI TANPO PAMRIH...Inilah salah satu kelebihan orang2 TUA. Dan kalau ditanya arti Hablum Minannas jelas saja mereka pada gak mudheng. Tetapi mereka sudah melakukannya dengan BENER lan PENER. Kadang kita-kita suka TERJEBAK dengan AGAMA ISLAM dan Kitab Sucinya AQ. Seolah-olah itu semua merupakan KEBENARAN TUNGGAL....pedahal...????.

    BalasHapus